PUJIAMAN ZULFIKAR & REKAN | Advokat dan Kosultan Hukum

Ads

Tentang Pujiaman

Assalamualaikum wr, wb,
Ibu dan Ayah
Saya dan kelurga tinggal gampong Cot Mancang kecamatan Susoh kabupaten Aceh Selatan dan sekarang menjadi kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang beribu kota kabupaten Blang Pidie.

Saya dan keluarga hidup serba pas-pasan, kami tidak ada harta yang banyak baik pusaka maupun warisan. Ibu saya bernama 'Jahanin' dan ayah saya 'Zulfikar'. Kedua orang tua saya bukanlah orang yang berpendidikan tinggi. Ibu saya pendidikan terakhir kelas satu SD dan ayah saya kelas enam SD.

Menurut cerita, Ibu saya sekolah hanya kelas satu SD itu akibat keterbatasan ekonomi, dimana kala itu sekolah SD pungut biaya yaitu uang SPP (kayak kuliah aja). Di tambah lagi keadaan keluarga Ibu saat itu serba kecukupan malah kadang-kadang bisa dibilang kekurangan, bayangin saja untuk makan, itu yang ada hanya sagu (kayak ambon), Kalau makan nasi itu hanya sekali dalam sehari semalam. Apalagi jumlah saudara dalam kelurganya itu berjumlah delapan orang, dan Ibu adalah anak kedua.

Sementara cerita tentang ayah saya kala itu sekolah cuma kelas enam SD juga hal yang sama seperti Ibu, akan tetapi berbedanya ayah sejak kelas enam SD harus bantu orang tua kesawah saat pagi tiba, Sehingga sekolahpun terabaikan. Akan tetapi factor ini menjadi hal yang biasa di kalangan Gampong saat itu karena paradigma gampong kala itu yang wajib adalah menuntut Ilmu agama saja, sehingga banyak kita jumpai digampong itu panatik terhadap agama itu berlebihan sementara sekolah itu cukup untuk bisa menulis dan membaca saja.

Akan tetapi walaupun Ibu berpendidikan terakhir kelas satu dan ayah kelas enam SD, semangat sekolah tetap ada pada diri mereka berdua. Meskipun demikian Ibu dan ayah bagi kami adalah orang yang telah berhasil dibanding dengan orang-orang tua lain yang ada di gampong saya, karena kenapa meskipun Ibu tidak bisa membaca dan ayah tamatan kelas enam SD mempunyai semangat yang luar biasa dalam mendidik kami. 

Sebagai contoh pertama, dalam keluarga sejak kecil kami tidak pernah berbicara kasar dengan orang tua, baik Ibu, ayah dan orang-orang yang tua dari usia kami. Sejak kecil Ibu dan ayah telah menanamkan rasa kasih sayang, sopan santun, menghargai pendapat orang, tanggung jawab, hormat menghormati, ilmu agama, sadar diri/tahu diri dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, bahkan Ibu dan ayah juga mendengarkan pendapat anak-anaknya kala kami masih anak-anak. 

Contoh kedua, meskipun Ibu dan ayah kelas satu dan kelas enam SD, Alhamdulillah ketiga anak-anaknya sudah pernah dan sering mendapat peringkat 1 (satu)2 (dua) dan 3 (tiga) semasa sekolah SD. Kecuali saya sampai SMP (Hehehe sombong,, dikit). Dan sebagai catatan pentingnya, bila diantara kami tidak sekolah walaupun satu hari maka tidak diizinin pulang kerumah dan tidak boleh makan. Itu statement Ibu dan ayah terhadap kami.

Contoh ketiga, Ibu dan ayah telah berhasil, Alhamdulillah ketiga anak-anaknya sudah menamatkan sekolah SMA, walaupun Ibu menyekolahkan kami dari hasil jualan kue di kios-kios orang dan ayah bertani disawah orang dengan membayar sewa untuk setiap kali panen. 

Saya dan Saudara
Pada tahun 1986 Ibu melepaskan status gadisnya dan ayah melepaskan status lajangnya melalui resepsi pernikahan. Dengan kehidupan rukun damai dan sejahtera walaupun pas-pasan. Dari pernikahan ini, setahun kemudian dikaruniai seorang putra pertama pada tanggal 8 oktober 1987 yang bernama ‘Abdul Majid’ atau yang sering di panggil ‘Majid’.

Dia merupakan abang saya, sekarang sejak tamat SMA dia telah menekuti pekerjaannya sebagai pedagang ayam potong. Dan sekarang dengan izin Allah rezeki yang diperolehnya sudah membantu beban keluarga dan bahkan yang membiayakan saya kuliah juga dia. Sekarang dia telah melepaskan status lajangnya melalui resepsi pernikahan pada tanggal 6 Februari 2011 silam dan Alhamdulillah kini sudah menjadi seorang ayah setelah dikarunia seorang putri yang bernama 'Rifa Maulida' yang lahir pada tahun 2012. Sekarang abang saya hidup dengan keluarga kecilnya dalam keadaan rukun damai serta bersahaja.

Selanjutnya pada tanggal 10 mei 1989 silam sebuah sejarah yang saya catat dan tidak pernah terlupakan, dimana pada tanggal tersebut Allah mengizinkan saya untuk melihat dunia setelah mendekam selama Sembilan bulan dalam rahim ibu saya. 

Alhamdulillah sekarang dalam proses kuliah di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Aceh tahun 2008 (masuk).

Selanjutnya adik saya yang bernama ‘Malfidar’, Dia lahir pada tanggal 27 Desember 1991. Nama panggilannya ‘Fidar’. Kini Dia telah menamatkan sekolah SMA Negeri 2 Blang Pidie, dan Kini sejak tanggal 6 Januari 2014, Ia telah melepaskan status gadis melalui acara resepsi pernikahannya dengan seorang pemuda yang bernama ‘Darkari ‘,juga berasal dari gampong yang sama. Semoga Doa ku Untuk Kalian Berdua menjadi keluarga ‘Sakinah Mawaddah Warrahmah’ amin..!!
Semoga Allah menagbulkan pinta saya. Amin. 


Tentang Saya
Setelah saya lahir pada tahun 1989 sampai enam tahun, orang-orang di gampong saya tidak terlalu kenal, kalau saya itu anak siapa? Pasalnya, pertama saya tidak pernah keluar dari rumah, ketika Ibu bilang jangan keluar dari rumah, ya saya tidak keluar akan tetapi cuma main di rumah dengan mainan mobil-mobilan seala kadar akan tetapi bukan berarti tidak ada teman justru teman seusia yang mendatangi saya serta bermain di rumah. Dan alasan kedua diantara saya dan abang dan adik berbeda warna kulit, mereka berdua berkulit putih seperti ayah dan saya berkulit sawo matang seperti Ibu. 

Pada tahun 1996 saya pertama masuk sekolah yaitu sekolah SD Negeri sangkalan (Sekarang SD negeri Rubek Meupayong). Kala itu nama lengkap saya ‘Puji’, namun ketika awal masuk sekolah SD Negeri sangkalan, tepatnya kala pendaftaran, nama saya ‘Puji’ diminta untuk ditambahkan ‘aman’ Sehingga menjadi ‘Pujiaman’ oleh Bapak ‘Ruslan Jaya, S.Pd’ yang merupakan wakil kepala Sekolah saat itu. 

Bapak Ruslan, menambahkan ‘aman’ pada nama saya (Puji), hanya beralasan nama terlalu pendek. Mengingat hal itu Bapak Ruslan, mengambil inisiatif untuk menambah ‘aman’ Sehingga nama lengkap Puji (sebelum sekolah SD) menjadi Pujiaman (Sejak masuk SD). 

Pada tahun 1995 ketika nama lengkap saya ‘Puji’, Pernah meminta masuk sekolah, akan tetapi Ibu dan ayah tidak mengizinkan karena factor jarak sekolah dari rumah pun sekitar 1 Kilometer jauhnya. Ya terpaksa saya masuk sekolah pada tahun 1996. 

Akan tatapi sebelumnya saya, abang dan adik tidak pernah merasakan sekolah Taman Kanak-kanak (TK), ketiga kami langsung sekolah SD. Meskipun tanpa sekolah TK, Alhamdulillah Allah membuka kecerdasan berpikir sehingga pada Caturwulan II, saya sudah bisa membaca tanpa ejaan. Hal ini akibat rasa yakin untuk belajar, meskipun tanpa ada pengawsan dari Ibu dan ayah, saya meminta Yahni (pak Cek) adiknya Ibu untuk mengajari saya belajar membaca, bila dia tidak sempat mengajarkan saya membaca, maka saya memaksa bila perlu merengek/nangis.

Alhamdullah lagi saya ucapakan, pada caturwulan ketiga, dengan rajinnya saya belajar membaca dan menulis, saya mendapat peringkat satu.

Kelas dua saturwulan satu mendapat peringkat dua, caturwulan dua dapat peringkat tiga dan caturwulan tiga peringkat empat naik kelas tiga.

Kelas tiga, caturwulan pertama peringkat lima, caturwulan dua peringkat tiga dan caturwulan tiga peringkat satu, samapi naik kelas empat.

Kelas empat, Caturwulan satu peringkat tiga, Caturwulan dua peringkat dua dan caturwulan tiga dapat peringkat satu lagi, dan naik kelas lima.

Kelas lima caturwulan satu peringkat dua, caturwulan dua peringkat dua dan caturwulan tiga peringkat satu lagi. Naik kelas enam.

Kelas enam, caturwulan pertama peringkat dua, caturwulan dua peringkat satu dan UAN pada caturwulan tiga peringkat satu. Tamat SD Negeri Sangkalan pada tahun 2002.

Selanjutnya pada tahun yang sama, masuk SMP Negeri 3 Susoh, yang beralamat di Gampong Ladang kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya, di SMP tersebut hanya memiliki kelas I di bagi dua kelas, kelas II dua kelas dan kelas III dua kelas. Kebetulan saya menduduki kelas I.1, dan semua teman-teman sekelas mempercayai saya dan terpilih sebagai ketua kelas I.1, wakilnya Syahwaldi (beralamat Lampoh Drien), Sekretaris Eka Rianti (Padang Panjang) dan Bendahara Hastuti (Lampoh Diren), sedangkan Wali kelas Pak Yan.

Namun walaupun saya sebagai ketua kelas, ketika jam mata pelajaran bahasa Indonesia, Guru bahasa Indonesia yang bernama Jasmani, S.Pd. selalu meminta bantu kepada saya untuk menulis semua materi pelajaran di papan tulis. Alasan Ibu Jas, setelah melihat tulisan saya. 

Pada kelas I.1 tepatnya pada semester pertama saya mendapat peringkat dua, akan tetapi hal itu akibat saya kurang belajar. Kemudian untuk semester dua Alhamdulillah saya mendapat peringkat satu lagi. Dan kemudian naik kelas II.

Dikelas II.1, pada hari pertama menduduki kelas II.1, pada saat pemilihan ketua kelas, teman-teman sekelas umumnya dari perempuan semuanya memilih saya juga untuk menjadi ketua kelas II.1 Wakil Halimi (Cot Mancang), Sekretaris Nurbaiti (Lampoh Drien) dan Bendahara Devi Rahmi (Blang Dalam). Ketika kelas II.1 ini wali kelas II.1 adalah ibu Mirwani, S.Pd dan pada semester satu Izin Allah saya mendapatkan peringkat satu dan semester dua peringkat dua. serta naik kelas III.1.

Dikelas III.1, saya telah membangun rekonsiliasi dengan teman-teman sekelas, dalam hal itu saya memperdayakan mereka agar tidak lagi memilih saya sebagai ketua kelas, kala itu mereka semua sudah sepakat dengan saya. 

Namun akhirnya ketika proses pemilihan ketua kelas, beberapa calon sudah dimunculkan, akan tetapi ketika hendak memulai pemilihan, Wali Kelas III.1 kal itu Bapak Mukhtaruddin, SE menyampakain kepada kami siswa kelas III.1, bahwa dari “Rekomendasi Kepala Sekolah meminta yang bernama ‘Pujiaman’ untuk menjadi ketua kelas tegas wali kelas III.1 kala itu.


“Kalau Pujiaman sudah pernah menjadi ketua kelas I.1, dan ketua kelas II.. Maka alangkah baiknya kita minta kesediannya untuk menjabat sebagai ketua kelas III.1 dan ini juga rekomendasi kepala Sekolah SMP Negeri 3 Susoh, Abdya”. Tambahnya. 


Alasannya Wali kelas kami kala itu memang unik dan membuat beberapa calon ketua kelas yang sudah kami munculkan mundur dengan sendirinya. 

Dikarenakan mereka para calon ketua mundur, akhirnya saya pun mengatakan bersedia untuk menjadi ketua kelas III.1, Jadi dengan demikian Saya mulai dari kelas I sampai dengan tamat SMP Negeri 3 Susoh tahun 2005 menjabat sebagai ketua kelas. 

Selanjutnya saya melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Balang Pidie pada tahun 2005. Awalnya saya duduk di kelas I.3. Kemudian pada tahun selanjutnya naik kelas II. IPA 3 dan selanjutnya tahun 2007 naik kelas III. IPA 3 dan tamat pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 saya menuju ke Ibu Kota Propinsi Banda Aceh, untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Aceh. Akan tetapi sebelumnya saya mencoba mengikuti SMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Universitas Syiah Kula. Saya mengambil formulir IPC, kala itu saya mengambil tiga jurusan yaitu Teknik ArsitekturFKIP Geografi dan Fak. Pertanian. Namun selain SNMPTN saya juga mendaftar di IAIN Ar- Raniry (Sekarang UIN Ar - Raniry), dengan pilihan jurusan Syariah dan Geografi.

Namun dari dua kampus ternama tersebut, tidak satupun mencantumkan nama saya yang menyatakan Lulus. Akan tetapi saya tidak berputus asa, karena niat untuk melanjutkan Pendidikan S.1 di Banda Aceh tidak berharap negeri kah atau Swasta, selin itu teman-teman juga mensuport dengan prinsip saya, “Kuliah tidak mesti Negeri, tidak mesti Kampus ternama akan tetapi Keinginan dan keyakinan Sendirilah sebagai Control Masa depan”.

Pujiaman

Dikarenakan tidak lulus, saya mencoba mengikuti tes di Kampus Universitas Muhammadiyah Aceh dengan mengambil Fakultas Hukum dan Akademi Pariwisata sebagai pilihan peminatan saya kala itu. Namun disamping itu saya juga mendaftar Program Ekstensi Hukum Unsyiah, namun tetap tidak lewat, selain di Universitas Muhammadiyah Aceh.

Kuliah di Universitas Muhammadiyah Aceh, saya pikir merupakan sebuah Hikmah yang tersembunyi, dimana bila seandainya saya kuliah di salah satu dua kampus ternama tersebut, mungkin saya hanya focus kuliah, pustaka dan kantin, akan tetapi usaha untuk membuat saya berkembang, menjelajah khazanah pengetahuan dibidang social dan lainnya pasti terabaikan olehku. Dan pasti menurut saya dan tidak terbantahkan.

Akan tetapi dengan berstatus mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Aceh, saya merasa bangga karena ada alsan yang tersirat, yang tidak mungkin bisa saya dapatkan bila kuliah di kampus lain.

Meskipun demikian, Apapun cerita kini didalam keluarga saya adalah anak yang pertama dan bahkan cucu pertama atau piyut pertama atau orang pertama dari garis keturunan keluarga Ibu dan juga ayah, menginjak kaki di perguruan tinggi tepatnya di Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh, Semoga sebagai orang yang pertama saya harus membuktikan bahwa Aku Bisa Karena Doa Kalian, Terima Kasih kepada Ibu dan Ayah ..

Banda Aceh, 7 Februari 2014

Wassalam 


Pujiaman
Ads
H